Penggilingan padi merupakan proses yang merubah gabah menjadi beras. Pada proses ini sering kali ditemukan kotoran seperti tanah, pasir, batu, logam, dan lain-lainnya sehingga hal ini mempengaruhi kinerja mesin penggiling dan dapat berakibat kerusakan mesin, mengakibatkan beras menjadi berwarna kurang baik, dan tingkat pecahan beras menjadi tinggi sehingga kualitas beras menjadi turun.
Tim Pengabdian pada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) berhasil membuat alat magnetic trap. “Alat magnetic trap ini berfungsi untuk mengurangi pengotor berupa batu, pasir, dan logam pada sisi inlet dan outlet pada mesin penggilingan padi. Pada kegiatan PKM ini tim melakukan instalasi alat magnetic trap, dan menyerahkan alat tersebut kepada UMKM UD Sumber Makmur,” terang Ketua Tim PKM, Norman Iskandar ST MT (Dosen Teknik Mesin Undip). Tim ini beranggotakan Prof. Widayat, Dr. Sulardjaka, Dr. Agus Suprihanto, dan Dr. Sri Nugroho.
Ide ini didasari atas keprihatinan terhadap usaha UMKM penggilingan padi yang mengalami kendala karena beras yang mereka hasilkan masih tinggi kotorannya. Prof Widayat menyampaikan bahwa teknologi ini biasa digunakan untuk industri skala besar. Sulardjaka menambahkan teknologi magnetic trap ini mudah untuk di replikasi dan diaplikasikan untuk semua unit penggilingan skala kecil.